Walaupun katanya angka 13 itu angka sial, tapi saya rasa Teman Baik saya yang akan saya bahas di bagian ke-13 adalah orang-orang yang beruntung (mungkin karena temenan sama saya. LOL).
“Orang-orang”?
Ya, kali ini Teman Baik saya adalah pasangan kembar: Hertyasti dan Anandayu Pradita (Asti dan Ayu).
Dari foto diatas, dapat dilihat bahwa:
1. saya ikutan nampang di foto yang saya dedikasikan untuk Teman Baik ini. LOL
2. Walaupun kembar, Asti dan Ayu gak mirip (walaupun mungkin gak segitu keliatan karena Asti pakai kaca mata hitam).
Jadi ya, saya sudah berteman bersama Ayu dan Asti sejak SMP kelas 1.
Saya dan Asti dulu sekelas di Kelas 1 SMP dan kalau berteman dengan Asti, pasti otomatis temenan juga sama Ayu.
Trus, momen yang bikin saya jadi ekstra deket sama Ayu adalah perjalanan kami ke SSC bareng, waktu kelas 3 SMP.
Beberapa hal yang saya suka dari berteman dengan mereka berdua adalah:
1. Jujur
Sumpah mereka berdua itu jujur banget.
Gak pernah malu-malu mengutarakan isi kepala mereka pada saya. Kalau ada sesuatu yang jelek, ya dibilang jelek. Kalau makanan gak enak, ya dibilang gak enak. Kalau si X nyebelin, ya dibilang nyebelin. Kalau gak punya duit, ya bilang gak punya duit.
Saking jujurnya, mereka berdua mungkin cocok dengan saya karena kami sama-sama cablak. Blak-blak-an banget kalau ngomong.
2. Sering Mengingatkan
Gak tau sih mereka nyadar atau enggak kalau mereka sering mengingatkan saya.
Yang pasti, saya sering merasa diingatkan sama mereka.
Misalnya aja soal shalat lima waktu.
Mereka itu gak nyuruh-nyuruh shalat dengan maksa atau sok menggurui.
Dengan santainya, mereka cuma nanya, saya masih suka shalat atau enggak.
Saat saya jawab “enggak”, merek tetep gak maksa atau menggurui.
Tapi, setelah ditanya kayak gitu, saya jadi malu sendiri.
Itu juga yang saya kagumi dari keluarga mereka. Orang tua mereka (dari cerita-cerita mereka berdua sih ya) memberi kebebasan dalam melakukan segala hal, asal tau aja konsekuensinya masing-masing.
3. Udah Klik
Bingung sih gimana ngejelasinnya.
Pokoknya saya ngerasa bahwa saya dan Ayu-Asti ini udah klik aja kalau soal temenan.
Padahal kita jarang banget ketemu muka, tapi kalau udah ketemu, pasti selalu langsung cerita apa aja yang udah terjadi dalam hidup kita.
Saya, Ayu, dan Asti udah punya ratusan teman lain, tapi tetap selalu ada kenangan-kenangan masa lalu yang membuat kita selalu nyambung.
Mungkin kalau di analogikan tuh seperti hidupnya kaktus, gak usah sering-sering disiram (dengan berbagai macam ketemuan, nonton bareng, atau makan bersama), tapi bakalan selalu hidup dan ada setiap saat.
Eh, semoga sih ya Ayu dan Asti juga merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasakan soal pertemanan kami ini.
It’s always gonna be there, even though we’re not necessarily there.
Saya sih gak bakalan lupa kenapa saya bisa manggil Asti dengan panggilan “bule”.
Saya juga gak bakalan pernah lupa dengan Ayu yang sedih karena dia sendirian masuk SMA Negeri 2, padahal kami (dan banyak teman-teman kami yang lain) masuk SMA Negeri 3 Bandung.
Saya pasti akan ingat terus liburan terakhir kami bersama ke Belitung.
Janji kami buat nabung bersama dan liburan ke Afrika juga sudah saya simpan di dalam memori saya (semoga kejadian segera. AMIN!).
Yang pasti, saya gak akan pernah lupa sama Ayu dan Asti karena ini:
Di dalam doa saya, saya akan selalu menyertakan nama Ayu dan Asti sehingga mereka bisa mendapatkan beasiswa ke luar negeri, sesuai dengan impian mereka.
(Lagian ya, aneh deh lembaga atau sekolah yang menolak memberikan mereka berdua ini beasiswa. Mereka ini, kalau jadi murid, adalah murid-murid rajin dan pinter loh!)
Pokoknya, kalau balik lagi ke soal keberuntungan, saya lah orang yang beruntung karena udah bisa temenan sama satu orang dan dapat bonus temenan sama kembarannya!
Leave a Reply