Setelah sekian lama saya seperti hampir melupakan tema ‘ganggu’ (yang pernah saya tulis disini dan disini), saya akhirnya memutuskan untuk memaparkan kembali opini saya soal hal-hal yang sangat mengganggu saya. Kali ini saya mau membahas kemalasan orang Indonesia yang super hobi menyingkat segala macam kata dan kalimat.
1. BB
Singkatan BB ini mungkin sudah terlambat untuk dibahas karena BlackBerry sudah tidak nge-trend lagi di Indonesia (atau mungkin di Jakarta atau Pulau Jawa saja?). Walaupun sudah tidak populer lagi, saya sih masih merasa bahwa kata BlackBerry yang disingkat menjadi BB itu sungguh sangat ganggu. Rasa ganggu ini benar-benar personal sih karena dipikiran saya, singkatan BB itu sungguh sangat erat dengan kepanjangan bau badan. Jangan salahkan saya, tapi salahkan iklan TV tahun 1990-an (kalau tidak salah iklan bedak Harum Sari) yang pertama kali mengenalkan singkatan BB pada saya. Sejak saat itu, kepanjangan dari BB yang terpatri dipikiran saya hanyalah bau badan dan tidak ada yang akan pernah bisa menggantikan.
2. Soetta
Saya bingung bukan kepalang soal bagaimana awalnya singkatan soetta ini bisa terkenal diseluruh masyarakat Indonesia. Siapa sih yang punya ide gila untuk menyatukan nama dua orang yang sangat berjasa bagi Indonesia menjadi singkatan kampungan? Siapa sih yang saking malasnya mengetik atau berbicara sampai menolak untuk mengatakan/menuliskan Soekarno-Hatta dan malah menyingkatnya jadi soetta? Yang paling sintingnya, menurut saya, adalah media cetak dan elektronik juga menggunakan singkatan ini dengan nyamannya. Hal ini menurut saya merupakan pembodohan besar-besaran. Jangan-jangan, beberapa tahun yang akan datang nama Soekarno–Hatta tidak akan berarti apa-apa lagi bagi generasi saya dan generasi di bawah saya karena kita hanya akan mengenal mereka dengan singkatan soetta.
3. Samara, Amin YRA, hbd wyatb
Tiga singkatan yang saya sebutkan di nomer tiga ini adalah tiga singkatan yang benar-benar membuat darah saya mendidih. Pasalnya, ketiga singkatan ini sering digunakan dalam doa. Samara adalah singkatan dari SAkinah, MAwadah, waRAhmah; amin YRA singkatan dari Ya Rabbal Alamin; hbd wyatb singkatan dari Happy Birthday Wish You All The Best. Prinsip saya sih begini: kalau ada orang yang mengirimkan saya doa-doa yang disingkat-singkat seperti ini, saya jadi berpikir setulus apa orang tersebut mendoakan saya. Apakah orang itu hanya ikut-ikutan orang lain untuk mendoakan saya? Apakah dia hanya basa-basi? Untuk mendoakan saya saja dia merasa harus menghemat-hemat kata-kata dan kalimat, bagaimana untuk urusan lain?
Hal tergila dari singkatan ini adalah penggunaannya yang tidak terbatas di media sosial atau dalam bentuk tulisan saja. Saya sih terkaget-kaget sama orang-orang yang naik ke pelaminan pengantin, kemudian menyalami kedua mempelai sambil mengucapkan “Selamat ya, semoga jadi keluarga yang SAMARA.” Rasanya ingin sekali saya mendorong orang-orang seperti itu hingga jatuh dari pelaminan. Maksudnya begini, ada seribu satu alasan yang bisa dijadikan sebagai pembenaran soal penggunaan singkatan-singkatan ini saat berkomunikasi dalam tulisan (keterbatasan karakter dalam sms, twitter, dan sejenisnya). Tapi, menurut saya, orang-orang yang menggunakan singkatan-singkatan ini dalam komunikasi lisan layak untuk dikucilkan!
4. WA
Menurut saya sih, singkatan WA ini diciptakan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu Indonesia yang juga menciptakan istilah INFOKAN. Mereka adalah generasi diatas saya yang terpaksa harus melek teknologi walaupun sebenarnya sudah malas. Saya merasa orang-orang yang menyingkat WhatsApp menjadi WA tidak mengapresiasi wordplay yang sudah susah-susah dipikirkan oleh para developer WhatsApp. Dari dulu hingga sekarang saya masih terkagum-kagum akan buah pikiran para developer aplikasi ini yang berhasil memelesetkan kalimat “what’s up (what is up)” menjadi WhatsApp. Menurut saya, singkatan WA membuat kita menjadi lupa betapa briliannya aplikasi ini, betapa kita take everything for granted.
Kompilasi Singkatan Ganggu ini saya akhiri sampai disini dulu. Seperti biasa, saya tidak pernah memaksa orang lain untuk setuju atau tidak setuju akan opini saya ini. Saya hanya berharap bahwa bangsa Indonesia akan semakin pintar dan akan berusaha semakin keras untuk melawan kebodohan.
Leave a Reply